[Sebagian besar tulisan ini diambil dari buah pikir R.Matindas ]
Terdapat tiga problema yang harus disiasati manusia dalam menjalankan interaksi kehidupan, seperti bermasyarakat atau berorganisasi. Ketiga problem itu adalah : [1] relational problem; [2] time problem dan [3] natural problem. Dalam berorganisasi, yang acapkali muncul adalah problem yang berkaitan dengan interalasi antar individu[relational problem]. Jika hal ini dikenali secara cermat, maka kehadirannya justru menjadi dewa penyelamat dalam berinteraksi, karena mengenalinya identik sebuah modal antisipasi.
Terdapat lima pola dasar yang dapat dijadikan kata kunci seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.
Terdapat tiga problema yang harus disiasati manusia dalam menjalankan interaksi kehidupan, seperti bermasyarakat atau berorganisasi. Ketiga problem itu adalah : [1] relational problem; [2] time problem dan [3] natural problem. Dalam berorganisasi, yang acapkali muncul adalah problem yang berkaitan dengan interalasi antar individu[relational problem]. Jika hal ini dikenali secara cermat, maka kehadirannya justru menjadi dewa penyelamat dalam berinteraksi, karena mengenalinya identik sebuah modal antisipasi.
Terdapat lima pola dasar yang dapat dijadikan kata kunci seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.
- Menganggap orang lain adalah "pembantu" untuk menyelesaikan pekerjannya ataupun kepentingannya.
- Menganggap bahwa dirinya adalah "pembantu" orang lain untuk mencapai kepentingan orang lain itu.
- Menganggap bahwa dirinya dan orang lain itu adalah pribadi yang berdiri sendiri yang tidak saling tergantung satu terhadap lainnya.
- Menganggap bahwa dirinya dan orang lain itu bersama‑sama harus memikirkan kepentingan pihak lain.
- Menganggap bahwa dirinya dan orang lain itu adalah mitra kerja yang saling memiliki kepentingan dan interdependensi.
Adapun anggapan yang diyakini seseorang ketika ia berhubungan dengan yang lain, namun tetap harus disadari bahwa ketika seseorang berhubungan dengan orang lain, ia secara langsung atau tidak langsung akan terlibat dalam hal yang diinginkan
TERMINOLOGI GAYA KERJA:
Tertawa, menangis, melompat dan merokok adalah tingkah laku, tetapi tingkah laku ini bukan GAYA‑Kerja. Dua orang atau lebih yang memiliki gaya kerja berbeda bisa saja pada saat tertentu menampilkan tingkah laku yang sama.
Tingkah Laku yang bukan merupakan bagian dari interaksi dengan orang lain tidak dapat digolongkan sebagai Gaya‑Kerja.
Berjoget dengan mengikuti gaya “Inul” dan irama tertentu, adalah tingkah laku yang mempunyai pola, tetapi tetap bukan merupakan gaya kerja.
Berjoget dengan mengikuti gaya “Inul” dan irama tertentu, adalah tingkah laku yang mempunyai pola, tetapi tetap bukan merupakan gaya kerja.
Beberapa tingkah laku yang mungkin muncul dalam situasi kerja, tetapi bukan didasari oleh sistem nilai dan Asumsi, juga tidak dapat digolongkan sebagai Gaya‑Kerja, kendati mempunyai pola, tetap bukan merupakan gaya kerja.
Gaya‑Kerja bukanlah tingkah laku itu sendiri, melainkan sebuah penyimpulan berdasarkan persamaan‑persamaan yang muncul dalam berbagai tingkah laku konkrit. Gaya‑Kerja “X” misalnya, ditandai oleh cara bertanya yang berbelit‑belit [mbulet-jawa], cara menjelaskan yang tidak to the point[bertele-tele:jawa]
.........Baca lanjut silakan KLIK KERJA
No comments:
Post a Comment