[Sebuah buku dengan tajuk “Cara Pintar Jadi Trainer” yang dikreasi oleh Chrissogonus. D. Pramudyo, membahas problema pelatihan, yang acapkali beku. Menurutnya obat penawar yang paling jitu adalah icebreaker atau pemecah suasana hampa. Disamping sangat manjur, juga harganya terjangkau alias EER [efektif, efisien dan rasional]. Sudah menjadi garis tangan, yang namanya icebreaker selalu melekat pada ingatan para pemandu/pelatih, atau pembina mahasiswa ----[hlm 125:138]. ]
Sesuai dengan sebutannya
icebreaker adalah suatu cara ubtuk memecahkan suasana yang dingin, beku, dan kaku menjadi hangat, mencair, dan rileks. Sebab, kebekuan akan menjadi factor pencegah berlangsung proses belajar, sehingga peserta tidak termotivasi
Kehangatan suasana sangat kondusif menciptakan atmosfir belajar, dan dengan tidak terasa proses belajar mengalir seperti air.
Terminologi:
Icebreaker didefinisikan sebagai “a fun way to support the objective of presentation [Svendsen, 1996]. Bahkan hampir dipastikan semua aktivitas manusia memerlukan kehadiran icebreaker. Ada dua maksud penggunaan :
Pertama: membuat peserta saling mengenal dan akan menghilangkan jarak mental sehingga suasana menjadi benar-benar rileks, cair dan mengalir.
Kedua: mengarahkan atau memfocuskan peserta pada topic pembahasan/pembicaraan.
Selnjutnya icebreaker dapat pula digunakan sebagai daya pembangkit [energizer].
Fungsi lain icebreaker - Menghidupkan peserta. Hal ini terutama dilakukan bila peserta menenujukkan gejala bosan, jenuh, capai atau mengantuk.
- Memotivasi pesera untuk tetap segara ke sesi berikutnya. Cara ini merupakan cara efektif untuk menjebatani antara satu topic ke topic berikutnya. Dengan icebreaker peserta akan lebih mudah masuk ke dalam topic yang akan dibicarakan
- Membantu memahami masalah. Dengan suatu permainann yang lucu, menarik, dan menyenangkan, peserta akan lebih mudah memahami permasalahan yang dibahas
- Mempercepat proses pembelajaran. Ini berkaitan dengan poin di atas. Apabila peserta lebih mudah memahami permasalahan, mereka akan lebih cepat belajar.
- Membantu memahami orang lain. Beberapa Icebreaker dirancang untuk melibatkan peserta dan membuat interaksi yang tinggi antar peserta. Dengan terlibat dalam permainan, peserta akan tertolong dalam memahami peserta lain, baik pola pikir, sikap, sifat, maupun perilaku.
Catatan penting pemakaian Icebreaker:
- Sebelum mempraktikkan, hendaknya seorang pemandu/pelatih, melakukan uji coba, dengan ujicoba akan diketahui secara pasti waktu yang dibutuhkan, bahkan melihat secara cermat antara kesesuaian materi icebreaker dengan materi penataran.
- Dihindari perilaku yang menganggap, bahwa icebreaker adalah sarana pembunuh waktu, atau pengisi waktu luang. Namun lebih diarahkan kepada pembangitan motivasi [energizer]
- Dalam melakukan icebreaker perhatikan kaidah WARUNG JAMU [ WAktu-RUaNG-JumlAh-dan-Mutu].
Waktu : Kapan kita harus mempraktikan icebreaker
Ruang : Pada dimensi apa kita berikan,
Jumlah: Untuk berapa peserta
Mutu : Tujuan apa yang diinginkan.
Buku Utama:- The Biig Book of Sales Games. Karya Peggy Carlaw dan Vasudha Kathleen Deming. Terbitan Mcgraw-Hill tahun 1999.
- 100 Traning Games, Karya Gary Krohnert. Terbitan McGraw-Hill tahun 1992
BUKU VERSI INDONESIAJUDUL : Ice Breaker [Don’t Be Tegang !!] untuk pelatihan manajemen
PENGARANG : Dr. Adi Soenarno, MBA
PENERBIT : CV. ANDI OFFSET [Penerbit Andi] Jl. Beo 38-40 [0274] 561881 [hunting]. Yogyakarta 588282
CETAKAN : 1 2007
ISBN : 978- 979-29-0182-5
JUMLAH HALAMAN: viii + 248 hlm: 14 x21 Cm.
[“Don’t Be Tegang, dalam buku ini dimaknakan bagaimana merawat sebuah pelatihan agar tidak masuk dalam atmosfir “ketegangan”. Ketegangan akan menghadirkan bentuk penolakkan secara langsung maupun tidak langsung, dan pada gilirannya tujuan pelatihan akan terkikis oleh suasana ini. Kehadiran ketagangan menurut buku ini acapkali dipicu oleh:
1. Pembicara tegang
2. Tidak ada rasa humor
3. Cara membawakan materi tidak menarik
4. Ungkapan opembicara yang disampaikan monoton
5. Disampaikan dalam suasana yang tidak tepat [mood jelek], dalam kondisi lelah, kantuk atau sedang sibuk, tetapi dipaksakan hadir mengikuti suatu forum
6. Materi yang disanpaikan tidak jelas
7. Suara terlalu pelan atau terlalu keras
8. Metode penyampaian tidak sistematis
9. Tempat Training tidak kondusif, dan
10. Waktu pelaksanaan terlalu lama.
Dalam buku ini terdapat 31 bentuk permainan untuk ice breaker]
JUDUL : Ice Breaker [Permainan Atraktif-Edukatif] untuk pelatihan manajemen
PENGARANG : Dr. Adi Soenarno,MBA
PENERBIT : CV. ANDI OFFSET [Penerbit Andi] Jl. Beo 38-40 [0274] 561881 [hunting]. Yogyakarta 588282
CETAKAN : 1 2005
ISBN : 979-763-040-4
JUMLAH HALAMAN: x + 150hlm: 14 x21 Cm.
[Buku ini mengungkapkan, jika suasan pelatihan diindikasikan adanya kejenuhan dan kebosanan, akan melahirkan :
- Materi tidak dapat dipahami
- Antipati terhadap pembicara
- Penolakan terhadap semua ide
- “pemberontakan” terhadap acara tersebut
- Seluruh program akan sia-sia.
Solusi yang ditawarkan adalah, bagaimana mengubah suasana yang tidak kondusif, menjadi suasana yang cerah ceria, maka jawabnya adalah obat penawar dalam bentuk “pemecah kebekuan” alis icebreaker.
Dalam buku ini disajikan sebanyak 26 obat pemecah kebekuan, sesuai jumlah alphabetic, karena kreativitas yang dimiliki penulis, maka sajian diurutkan sesuai dengan alphabetic. Dari A hingga Z]
JUDUL : 100 Permainan Penyegar Pertemuan
PENGARANG : Martin Handoko & Theo Riyanto
PENERBIT : Kanisius Jl. Cempaka 9 Deresan. Yogyakarta 55281 Telp [0274] 563349 E-mail:
office@kanisiusmedia.com Web :
http://www.kanisiusmedia.com/CETAKAN : 1 2006
ISBN : 979-21-0996-6
JUMLAH HALAMAN: 286
[Sajian buku ini dikelompokan dalam 7 bagian antara lain:
- Bagian I : Permainan penghidup, penggerak, dan pencair kebekuan
- Bagian II : Permainan umpan balik dan penyingkapan sehubungan dengan komunikasi dan relasi antar-pribadi
- Bagian III : Permainan penghangat dan pengasah otak
- Bagian IV: Permainan Pelancar perkenalan
- Bagian V : Permainan Pembuka diri, pendorong, dan penggerak kegiatan
- Bagian VI : Permainan Pengembang ketrampilan professional
- Bagian VII: Permainan peningkatan kepribadian dan ketrampilan professional.
BUKU PENDUKUNG
Buku yang senada dengan maksud icebreaker, namun untuk aktivitas outdoor.
JUDUL : Pedoman Praktis Pelaksanaan OUTDOOR & FUN GAMAES ACTIVITIES
PENGARANG : Dandan Riskomar
PENERBIT : MU:3 Books. PT. Mandar Utama Tiga Bokks Division. Wisama Nygra Santana Lt.8.. Jalan Jend. Sudirman Kav 7-8 Jakarta 10220.
CETAKAN : 1 2005
ISBN : 979-331-28-3
JUMLAH HALAMAN:200
[Menurut buku ini, saat ini pendekatan outdoor/fun game activities training menjadi salah satu jalan keluar yang patut dipertimbangkan, inilah membuat pelatihan hidup dan mengalir. Namun tanpa didukung oleh metoda yang memadai, maka pelatihan akan menjadi hampa. Fun games, adalah solusi cerdas yang harus dikedepankan, manakala indikasi kebosanan peserta menampakan diri.
Buku ini mengupas tuntas berbagai permainan, mulai dari aspek komunikasi , kreativitas, hingga penyelesaian konflik. Sebelum memasuki contog-contoh permaianan buku ini membahas berbagai hal yang terkait denngan Outdoor & Fun games, antara lain:
- Konsep Darasar Program Outdoor dan Fun Games Activities
- Pola Proses Pembelajaran Orang dewasa/Andragogi
- Elemen Penting dalam program fun games activities
Pedoman fasilitator.