CARI DI SINI !

Google

Sunday, March 9, 2008

KONFLIK ORGANISASI

PENGANTAR
Sering seorang-orang lupa bahwa keterbukaan memberikan kontribusi yang tiada tara dalam mencapai tujuan organisasi. Bukti menunjukkan kepada kita, bahwa hambatan utama dalam mencapai tujuan organisasi, adalah akibat terjadinya kekaburan dalam tugas (juridical ambiguous). Bentuk kekaburan itu antara lain adalah pendelegasian wewenang yang kurang tegas, serta penuh dengan rahasia. Keterbukaan menghindari hal itu, sisi lain keterbukaan juga menghindari prasangka buruk, yang memicu lahirnya sebuah konflik. Wujud konflik yang sering timbul antara lain adalah konflik dalam diri individu (intraindividual conflict), konflik antar individu (interpersonal conflict) dan konflik organisasi (organizational conflict).
Memahami konflik untuk keterbukaan
Dalam mengelola perguruan tinggi setidak-tidaknya harus didukung oleh pemahaman yang mendalam tentang konflik, karena universitas merupakan tempat terjadinya interaksi antar manusia, dan antar kelompok manusia. Dalam interaksi ini tidak pernah sedikitpun lepas dari sebuah konflik.
Pandangan modern terhadap konflik menyatakan bahwa, konflik muncul disebabkan oleh adanya berbagai aktivitas seperti suatu usaha untuk memperoleh materi, pemenuhan berbagai kebutuhan sosial seperti rasa aman, sosialisasi, kepercayaan diri, penghargaan, status, tanggung jawab atau memperoleh aktualisasi diri dan kekuasaan. Adapun asumsi yang melatarinya adalah sebagai berikut :
M Konflik tidak dapat dielakkan karena hal tersebut dapat terjadi disetiap organisasi.
M Konflik terjadi karena faktor-faktor struktural dalam organisasi khususnya yang berkaitan dengan konflik hirarki (hierarchical conflict)
M Konflik menyatu dalam organisasi, karena itu dengan adanya konflik maka organisasi ditantang untuk dapat berubah dan berkembang ke arah produktif.
M Konflik yang muncul berskala minimal akan mengoptimalkan produktivitas kerja.
Konflik yang sering muncul di Organisasi
Dalam melaksanakan tugas dan wewenang utamanya yang menyangkut interaksi manusia, tidak dapat menghindari munculnya konflik, seperti yang diungkapkan pandangan modern terhadap konflik. Suatu rujukkan yang harus dipahami adalah pencermatan secara dini sumber-sumber konflik, serta pemilihan cara yang tepat dalam mengklarifikasinya. Tentunya rujukkan ini harus disikapi oleh segenap civitas akademika sehingga konflik mampu diminimalkan.
Jika dikaitkan dengan kondisi perguruan tinggi kita, maka terdapat muara-muara konflik yang bila diklasifikasikan dalam tiga macam sumber antara lain :
Konflik dalam diri individu, (intraindividual conflict)
Konflik antar individu (interpersonal conflict)
Konflik organisasi (organizational conflict)
Konflik dalam diri individu
Konflik ini muncul karena :
  • Pertentangan antara perasaan-perasaan (senang-kecewa, gagal dan berhasil, harapan dan putus asa)
  • Adanya dua gagasan atau lebih yang bertentangan
  • Pertentangan dalam peranan yang dimainkan dan peran ambigius. (role conflict)
  • pertentangan dengan tujuan yang akan dicapai (goal deferent)
    Masalah status (status problem)
  • Rintangan- rintangan komunikasi (communication barries)
  • Sifat-sifat individu (individual traits)

Konflik antar individu

Konflik ini muncul karena :

  • Kesalahan persepsi (misperception)
  • Kesalahan dalam pendapat (misopinion)
  • Kesalahan dalam memahami (misunderstanding)
  • Kesalahan komunikasi (miscommunication)
  • Perbedaan tujuan (goal deferent)
  • Latar belakang budaya (culture background)
  • Nilai-nilai (values)
  • Sosial ekonomi (social & economic)
  • Sifat-sifat pribadi (personality traits)
  • Persaingan terhadap sumber-sumber (competition for resources)
  • Ketergantungan tugas (taks independence)
  • Kekaburan tugas (jurisdictional conflict)

Ingin lebih lengkap Klik "KONFLIK"

No comments: